Jakarta - Cirebon Demi Bawang Merah

Lahan Pertanian Bawang Merah Cirebon
Perjalanan Dinas kali ini menuju kota Sentra Bawang Merah Cirebon. perjalanan ini berawal dari Dewan Bawang Merah Nasional melakukan proyek percontohan pertanian bawang di Riau. Hasilnya, lahan di Riau ternyata cocok untuk lahan pertanian bawang merah.

Uji coba pertanian bawang merah ini kerjasama antara Dewan Bawang Merah Nasional dengan Dinas Pertanian Kabupaten Kampar, Riau. Lahan yang dijadikan uji coba berada di Desa Sei Geringging Kecamatan Kampar Kiri. Pilot projek yang dilaksanakan saat ini ada 8 hektar yang ditanam secara bertahap sejak Oktober 2013.

Bawang Merah, Napas Kehidupan Brebes
Bagi masyarakat Kabupaten Brebes, bawang merah bagaikan napas kehidupan mereka. Hampir tiap sudut wilayah ini, ditemukan tanaman bawang merah. Sentra bawang merah tersebar di 11 kecamatan (dari 17
kecamatan) dengan luas panen per tahun 20.000- 25.000 hektar. Dari data Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Brebes, sentra bawang merah tersebar di Kecamatan Brebes, Wanasari, Bulakamba, Tonjong, Losari, Kersana, Ketanggungan, Larangan, Songgom, Jatibarang, dan sebagian Banjarharjo.

Gudang Penyimpanan Bawang Merah
Dengan rata-rata kepemilikan lahan setiap petani sekitar 0,25 hektar, terdapat sekitar 100.000 petani pemilik tanah yang menggantungkan hidup dari bawang merah. Selain itu, ratusan ribu buruh tani lainnya, para pedagang, kuli panggul, sopir angkutan, hingga buruh petik, juga mengandalkan penghasilan dari tanaman tersebut. Aktivitas para petani bawang merah pun menjadi pemandangan rutin setiap hari.

Hasil panen bawang merah selain dikirim ke berbagai daerah, juga dijual langsung di pinggir jalur pantura dan jalan-jalan protokol lainnya dalam bentuk ikatan. Kehadiran pedagang bawang merah yang biasanya menjadi satu dengan pedagang telur asin, menjadi penanda bagi kendaraan dari luar kota, bahwa mereka telah sampai di wilayah Brebes. Menurut Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Brebes, Masrukhi Bachro, rata-rata untuk proses pengolahan tanah hingga panen di lahan seluas satu hektar, butuh sekitar 400- 500 satuan kerja.

Sektor pertanian merupakan sektor yang dominan di Brebes. Dari sekitar 1,7 juta penduduk Brebes, sekitar 70 persen bekerja pada sektor pertanian. Sektor ini menyumbang 53 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Brebes, yang 50 persen dari pertanian bawang merah. Kepala Bidang Agribisnis, Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Brebes, Gatot Rudiono, menegaskan, bawang merah menjadi andalan di Kabupaten Brebes. Dalam situasi apa pun, petani tak pernah kapok menanam bawang merah. Dengan rata-rata kepemilikan lahan sekitar 0,25 hektar, penghasilan petani sudah bisa untuk menghidupi keluarga.

Budidaya bawang merah diperkirakan mulai berkembang di Brebes sekitar tahun 1950, diperkenalkan warga keturunan Tionghoa yang tinggal di Brebes. Hingga kini budidaya bawang merah menjadi napas kehidupan masyarakat. Berbagai varietas bawang unggulan juga dihasilkan dari Brebes, antara lain varietas Bima Brebes yang berwarna merah menyala, rasa lebih pedas, dan lebih keras dibandingkan bawang dari luar daerah atau luar negeri.

Saat ini, sekitar 23 persen pasokan bawang merah nasional berasal dari Brebes. Sementara untuk wilayah Jateng, Brebes memasok sekitar 75 persen kebutuhan bawang merah.
Selain mengarahkan petani menggunakan pupuk organik, pemerintah juga membantu mesin pengolah kompos, dan memberi pelatihan pembuatan kompos kepada petani.
Bawang merah impor menjadi tantangan petani bawang merah Brebes. Agar petani bisa bersaing (produktivitas dan kualitas), upaya seperti budidaya dan penggunaan bibit bersertifikat dilakukan agar panen memenuhi standar impor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar